Harga Yang Tinggi
Saat ini harga pakan terus melambung, untuk itu harus anda sebagai peternak ikan harus dapat meminimalisir biaya produksi budidaya gurami. Tingginya harga pakan pabrikan saat ini mencapai Rp5.000/k0g. terasa membebani petani guramimemang dibeberapa wilayah. Untuk mendapatkan satu kilogram gurami yang dipelihara selama 4—5 bulan, dibutuhkan sekitar 1,5 kg pakan komersial plus tambahan pakan hijauan, seperti kangkung dan daun sente (talas). Jika harga benih Rp5.000/ekor, maka titik impas produksi gurami adalah Rp12.500/kg. Di sisi lain, harga benih gurami untuk pembesaran (ukuran 3—4 ekor/kg) di Tulungagung mencapai Rp15.500/kg. Padahal harga gurami konsumsi hanya Rp15.500/kg. Praktis keuntungan kotor petani hanya Rp3.000/kg.
Mencari trobosan baru
Mencari terobosan agar terbebas dari ketergantungannya kepada pakan komersial. Maka, ada kemiripan sifat makan gurami dan sapi, yaitu sesama pemakan tumbuhan. Dari sinilah timbul ide untuk membuat pellet dari kulit kedelai sekaligus menirnya (pecahan biji kedelai berukuran kecil).
Menir berasal dari sisa mekanisasi pengambilan biji utuh kedelai untuk konsumsi manusia. Sapi yang diberi kleci (kulit kedelai) ternyata membuat cepat besar, untuk itu dicari formulasi pakan yang tepat berbasis kulit dan menir kedelai.
Bahan lain yang digunakan untuk membuat pakan alternatif gurami cukup murah, meliputi :
bekatul (dedak halus), tepung ikan, tepung gaplek untuk hewan, dan
urea. Semua bahan dibuat menjadi dua adonan. Adonan pertama terdiri dari 5,5 kg kulit kedelai, 700 gram menir kedelai, dan satu sendok makan penuh urea yang dilarutkan dalam air. Adonan kedua terdiri dari 4,5 kg bekatul, 1 kg tepung ikan, dan 2 kg tepung gaplek. Setelah diaduk merata, adonan kedua pertama dicampur hingga merata, lalu dikukus sampai matang. Selanjutnya, masukkan adonan ke dalam mesin pembentuk pellet sederhana, layaknya pembuatan mi.
Pakan tersebut bisa langsung diberikan dalam keadaan basah atau disimpan dalam kondisi kering setelah dijemur di bawah sinar matahari selama satu hari. Pellet ini tahan disimpan hingga beberapa minggu.
Pakan yang diberikan dalam keadaan basah, beratnya dua kali pakan kering. “Untuk kolam dengan 8.000 ekor atau panen sekitar 4 ton, setiap hari kita beri 60 kg pellet kering. Atau kalau pellet basah, berarti 120 kg. Pakan diberikan dua kali yang ditempatkan dalam kotak berukuran 2 m x 1 m.
Bagian tepi tersebut diberi pembatas setinggi 10 cm supaya pakan tidak tumpah dan tercampur lumpur. Kotak ini kemudian dibenamkan sedalam 60 cm di bawah permukaan air kolam. Agar tidak terjadi perebutan makanan, jumlah kotak harus disesuaikan dengan populasi gurami yang ditebar.